Loading...
26 November 2012

SENYUM OBAT PENYAKIT


  Obat ­­­­­­­­­Segala Penyakit Adalah Senyuman              
Dan jika aku sakit, Dialah yang menyebuhkan aku. (Qs. As Syu’araa : 80)
Dalam udara yang kita hirup dan makanan yang kita telan, milyaran mikro organisme ikut masuk dalam tubuh. Jika kita sehat, tubuh kita mampu mengontrol keberadaan mereka hingga tidak berkembang menjadi membahayakan. Kuman-kuman tertentu hidup ditubuh kita tanpa menimbulkan gangguan. Kuman-kuman yang merupakan penghuni tetap di dalam tenggorokan sehat dapat menyebabkan encephalitis (radang otak) jika nyasar ke dalam otak. Kulit kita tidak terganggu oleh Staphylococcus albus (satu jenis bakteri). Jika bakteri ni masuk ke dalam sistem darah, semisal melalui pembedahan, maka akan berakibat fatal. Kulit yang sehat tanpa luka dapat menahan hampir segala macam penyakit.
Beberapa diantara mereka malah sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Jenis-jenis penyakit yang bersifat kosmopolit. Cacingan, flu, berbagai penyakit kulit akrab dikeseharian.
Walaupun terjadi luka yang diikuti oleh masuknya penyakit tertentu, tubuh kita telah disiapkan Allah untuk menghadapinya. Segera setelah terjadi luka, dan infeksi, tubuh segera mengumpulkan bahan-bahan pertahanan. Antara lain : antibodi yang membasmi kuman, sel polisi (phagocytic) untuk mengepung kuman dan sampah-sampah jaringan, dan sel khusus yang bergerak ke daerah infeksi untuk melindungi sel-sel jaringan yang masih sehat.
Suhu tubuh juga ikut berperan untuk menangani infeksi. Demam merupakan mekanisme tbuh guna membunuh atau setidaknya membuat kuman tidak berdaya. Kuman-kuman dapat hidup dengan subur di dalam tubuh yang bersuhu 37°C, tetapi kalau suhu tubuh meningkat menjadi 39,5°C maka kuman menjadi tidak berdaya.
Terkadang kuman yang masuk sukar untuk di musnahkan dengan mekanisme “tradisional” seperti di atas. Maka tubuh menyiagakan sistem pertahan lainnya yang lebih canggih disebuut sistem kekebalan (imunitas) spesifik. Cara mereka menghancurkan agen penyakit adalah dengan mendeteksi identitas zat dalam tubuh. Pemeriksaan dilakukan menggunakan sistem imunoglobulin. Imunoglobulin terdapat pada permukaan limfosit. Mereka berada dalam sistem limfe atau getah bening. Ibarat sebuah lubang kunci raksaksa yang dapat mengenali beragam anak kunci. Jika masuk anak kunci yang cocok, maka dianggap sebagai musuh. Kunci ini disebutnya antibodi. Jadi bukan otak yang mengenali kuman penyakit. Kuman yang dikenali disebut antigen.
Hebatnya, sistem ini memiliki daya ingat. Setiap kuman akan memiliki penanda sendiri. Yang bertugas memberi label adalah limfosit-T. Ada lagi jenis limposit lain, yaitu limfosit-B. Melalui mereka diproduksi sejum antibodi yang beredar dalam tubuh.
Jika seorang untuk pertama kalinya disusupi penyakit, maka petugas keamanan tubuh dalam satu dua minggu akan terdesak. Mereka harus menyusun strategi mengenali sang musuh. Menyusun antibodi yang cocok untuk sang kuman. Setelah itu jumlah antibodi akan bertambah banyak untuk kemudian memukul balik sang kuman. Selama satu atau dua minggu ini orang tersebuut jatuh sakit. Demam, meriang, pusing dan sebagainya.
Setelah sembuh, tubuh orang tersebut telah memiliki antibodi untuk jenis penyakit yang sama. Karena itu jika penyakit tersebut menyerang kembali, tubuh tidak memerlukan waktu lama untuk membalas serangan dan memusnahkan sang kuman. Tanpa menunggu terserang penyakit manusia dapat memiliki antibodi setiap penyakit (khususnya dari jenis virus). Inilah yang terjadi dengan mekanisme imunisasi. Seorang bayi menjadi kebal campak, polio tanpa perlu pernah terserang penyakit tersebut.
Begitu cara Allah mengobati berbagai serangan penyakit. Melalui teknologi kedokteran, farmasi, dan genetika manusia mencoba mengekplorasi dan membantu mekanisme penyembuhan anugrah ialahi ini. Sayangnya, manusia kurang bersyukur membina “obat segala” penyakit ini.
Meski perkembangan ilmu kedokteran telah berhasil menciptakan ratusan vaksin dan obat-obatan untuk menghantam virus, bakteri jamur dan sebagainya, tapi tetap saja rumah sakit penuh sesak. Penyebab seseorang jatuh sakit bukan cuma organisme cilik. Sakit bisa timbul karena infeksi, keturunan, usia, kecelakaan, dan kebiasaan hidup seperti makan-minum, lingkungan atau kepribadian.
Pada akhirnya, kebiasaan hiduplah yang menjadi penentu berfungsi tidaknya sistem kekebalan kita. Kehidupan perkotaan yang penuh dengan persaingan, tekanan dan lingkungan yang cenderung tidak akrab dengan polusinya, membuat manusia selalu siaga, tegang. Menguras energi. Inilah yang disebut stres. Kala stres menyerang, kedekatan diri padaNya jauh berkurang. Dalam kondisi stres, pertahan tubuh menjadi lebih rentan.
Untuk mewujudkan kesehatan paripurna, sesunguhnya bukan hal yang sulit. Perlakukanlah tubuh sesuai dengan fitrah penciptaanya. Jika dalm bersikap, bertindak secar fisik dan mental telah menyesuaikan diri dengan batasan dan karakter tubuh, maka jauhlah penyakit. Allah telah menciptakan sistem peringatan dini dalam tubuh kita. Lelah, lapar, panas, dingin, ngantuk, nyeri dan sakit merupakan sistem peringatan dini. Tatkala sistem tersebuut menyala, berarti telah terjadi tindakan melapaui kemampuan tubuh. Sayang kebiasaan kita malah lebih sering menzalimi tubuh sendiri, meski tubuh telah berteriak kesakita.
Walau demikian, sakit dan penyakit merpakan mekanisme alamiah. Pada masanya penyakit memang harus menyerang jua. Ketika itu ia menyalakan sistem peringatan yang lain. Sistem peringatan keimanan. Diriwayatkan daripada Abu Said r.a katanya: Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Setiap musibah yang di timpa ke atas orang-orang mukmin yang berupa sakit dan berterusan, sakit yang biasa dan kesedihan bahkan membawa kepada kebingungan dari musibah yang beliau alami, maka hal yang demikian merupakan penghapus bagi kesalahan-kesalahannya. Maka terimalah kedatanganya dengan senyuman.
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

2 komentar:

 
Toggle Footer
TOP